Gambaran mental atau Imagery atau Imajinasi adalah representasi mental-pikiran dari sesuatu yang secara fisik tidak hadir atau terlihat saat itu, namun telah disimpan didalam ingatan (Roger N. Shepard). Dengan kata lain, imajinasi merupakan bayangan pikiran seseorang mengenai objek atau peristiwa yang pernah dipersepsi, dialami, atau hanya dibayangkan seperti orang yang sedang melamun. Contohnya, ketika seseorang sedang berjalan keruang kelas (bayangan mental peristiwa).
Untuk lebih jelasnya bagaimana sebenarnya proses imajinasi itu, orang dapat membandingkannya dengan proses persepsi. Pada persepsi, seseorang melihat benda atau peristiwa secara langsung , sementara pada imajinasi benda atau peristiwa hanya dilihat didalam pikiran berdasarkan apa yang telah disimpan di dalam ingatannya mengenai benda atau peristiwa. Oleh sebab itu, gambaran mental atau imajinasi adalah aktivitas membayangkan kembali peristiwa atau objek-objek konkrit yang pernah dipersepsi atau dialami dan telah disimpan di dalam ingatan seseorang.
Jika dianalogikan dengan persepsi maka imajinasi juga tidak hanya dilakukan terhadap objek-objek visual, tetapi juga dapat berupa auditory (pendengaran), motorik (gerakan) dan olfactory (penciuman). Contohnya, orang dapat membayangkan kembali bagaimana suara kucing kesayangannya, gerakan tangan guru yang sedang mengajar, dll.
Segala informasi tentang dunia ini sampai kepada kita melalui indera. Indera ini dapat mengingatkan kita akan bahaya dan memberikan informasi yang kita butuhkan untuk menafsirkan berbagai peristiwa dan mengantisipasi beberapa hal. Indera juga memberikan rasa aman, nyaman ataupun rasa sakit. Bagaimana kita dapat membedakan warna, menafsirkan ritme musik, atau menentukan temperatur benda yang kita sentuh. Proses kerja indera tersebut akan member dampak pada kerja otak manusia.
Untuk memahami persepsi, kita harus mengetahui bagaimana cara kerja mekanisme indera kita. Bagaimana indera tersebut menerima sensasi cahaya, suara, sentuhan, dan rasa. Tetapi, persepsi tidak hanya meliputi pembedaan stimulus (rangsangan) sederhana karena organisme tubuh kita mengartikan dan memberikan reaksi pada pola-pola stimulus. Untuk itu persepsi harus dapat menyerap informasi dari susunan stimulasi yang ada di sekitarnya.
Dalam proses sensorik, terdapat dua pendekatan yang berbeda (tetapi terkait) yaitu penelitian dasar dan penelitian terapan. Penelitian dasar mencoba untuk menemukan aspek lingkungan yang mendapat respon dari indera kita, dan bagaimana aspek tersebut menyatakan informasinya dan bagaimana pula informasi tersebut disampaikan ke otak.
Imajinasi berdasarkan penelitian Paivio bahwa recall lebih baik untuk kata-kata konkrit daripada kata-kata abstrak karena kata-kata konkrit mendorong pembayangan (imagery). Contoh kata apel (konkrit) dengan kebenaran (abstrak). Dan Paivio juga mendukung dual coding hypothesis sebagai hasil pembelajaran mengenai imajinasi yaitu informasi yang didapat seseorang disimpan secara verbal dan visual image.
Selain itu juga, imajinasi dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Sebab kemudahan membentuk atau membayangkan kembali objek-objek atau peristiwa konkrit merupakan kemampuan intelektual yang sering dibutuhkan orang ketika ingin menghasilkan ide baru.
Keterkaitan Imajinasi dengan Bahasa
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa imajinasi yang dilakukan anak merupakan gambaran dalam pikiran mereka berdasarkan informasi yang sudah didapatkan sebelumnya melalui indera mereka, salah satunya indera pendengarannya. Proses mendengarkan merupakan salah satu bentuk dari kemampuan bahasa. Semakin baik kemampuan mendengarnya maka akan semakin banyak pula kosa kata, gambaran dan pengetahuan yang dimiliki anak.
Kegiatan mendengar atau menyimak yang dilakukan anak seringkali bersifat natural atau tanpa pengkondisian tertentu. Saat anak bermain, mereka banyak mendengar kosa kata yang muncul baik dari teman sebaya ataupun dari guru. Maka kosa kata maupun konsep yang diperolehnya tersebut menjadi salah satu sumber dalam berimajinasi. Sebagai contoh, anak mendengar kata ”Robot yang bertempur” dari temannya. Mungkin sesaat setelah itu, anak akan berimajinasi tentang robot yang bertempur dengan lawannya atau sesosok monster yang mengganggu warga atau masyarakat.
Hal yang menarik adalah bahwa imajinasi yang dilakukan anak juga dapat mengembangkan kemampuan bicaranya sebagai bentuk bahasa ekspresif. Mereka dapat menceritakan kepada teman, guru, ataupun orangtuanya tentang imajinasi yang ada dalam benaknya. Dikatakan oleh Piaget, bahwa ada tahapan bermain ”Symbolic” atau ”Make Believe Play” untuk anak usia 2-4 tahun. Di mana mereka mencoba menggunakan benda-benda di sekitar mereka untuk memenuhi kebutuhan imajinasinya, seperti contoh anak menggunakan remote TV yang kemudian ia bayangkan sebagai telepon atau hand phone. Saat mereka berimajinasi seperti ini, anak menunjukkan keasikannya seolah-olah berkomunikasi dengan orang lain melalui pesawat telepon. Hal ini juga menunjukkan bahwa imajinasi dapat mengembangkan kemampuan bicara atau bentuk bahasa ekspresif anak.
Lebih dari itu, melalui imajinasi juga memotivasi beberapa anak untuk menuangkannya ke dalam bentuk gambar. Di dalam gambar anak seringkali ada beberapa tulisan kata yang dimaksudkan untuk menceritakan imajinasinya. Sebagai contoh seorang anak yang berimajinasi tentang aktivitasnya ingin menuju ke luar angkasa, lalu ia tuangkan dengan gambar-gambar yang menceritakan gambaran mental atau imajinasinya. Dalam tahapan perkembangan menulis, ada tahapan yang disebut dengan tahapan mencoret atau Scribble Stage juga tahapan Random Letter Stage, di mana ketika anak belajar menulis seringkali ada gambar-gambar yang mereka sisipkan di dalamnya. Dengan demikian, imajinasi juga dapat mengembangkan kemampuan keaksaraan seperti halnya menulis.
Penting bagi guru untuk memberi kesempatan yang luas bagi anak untuk banyak berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, anak akan memperoleh banyak informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk diimajinasikannya. Setelah itu, guru juga perlu memfasilitasikan banyak cara bagi anak untuk menuangkan imajinasinya baik dengan secara verbal maupun melalui gambar dan tulisan sederhana. Serta yang tidak kalah pentingnya adalah memberikan respon yang positif kepada mereka dengan segala sesuatu yang sudah mereka lakukan atau ciptakan.
Untuk lebih jelasnya bagaimana sebenarnya proses imajinasi itu, orang dapat membandingkannya dengan proses persepsi. Pada persepsi, seseorang melihat benda atau peristiwa secara langsung , sementara pada imajinasi benda atau peristiwa hanya dilihat didalam pikiran berdasarkan apa yang telah disimpan di dalam ingatannya mengenai benda atau peristiwa. Oleh sebab itu, gambaran mental atau imajinasi adalah aktivitas membayangkan kembali peristiwa atau objek-objek konkrit yang pernah dipersepsi atau dialami dan telah disimpan di dalam ingatan seseorang.
Jika dianalogikan dengan persepsi maka imajinasi juga tidak hanya dilakukan terhadap objek-objek visual, tetapi juga dapat berupa auditory (pendengaran), motorik (gerakan) dan olfactory (penciuman). Contohnya, orang dapat membayangkan kembali bagaimana suara kucing kesayangannya, gerakan tangan guru yang sedang mengajar, dll.
Segala informasi tentang dunia ini sampai kepada kita melalui indera. Indera ini dapat mengingatkan kita akan bahaya dan memberikan informasi yang kita butuhkan untuk menafsirkan berbagai peristiwa dan mengantisipasi beberapa hal. Indera juga memberikan rasa aman, nyaman ataupun rasa sakit. Bagaimana kita dapat membedakan warna, menafsirkan ritme musik, atau menentukan temperatur benda yang kita sentuh. Proses kerja indera tersebut akan member dampak pada kerja otak manusia.
Untuk memahami persepsi, kita harus mengetahui bagaimana cara kerja mekanisme indera kita. Bagaimana indera tersebut menerima sensasi cahaya, suara, sentuhan, dan rasa. Tetapi, persepsi tidak hanya meliputi pembedaan stimulus (rangsangan) sederhana karena organisme tubuh kita mengartikan dan memberikan reaksi pada pola-pola stimulus. Untuk itu persepsi harus dapat menyerap informasi dari susunan stimulasi yang ada di sekitarnya.
Dalam proses sensorik, terdapat dua pendekatan yang berbeda (tetapi terkait) yaitu penelitian dasar dan penelitian terapan. Penelitian dasar mencoba untuk menemukan aspek lingkungan yang mendapat respon dari indera kita, dan bagaimana aspek tersebut menyatakan informasinya dan bagaimana pula informasi tersebut disampaikan ke otak.
Imajinasi berdasarkan penelitian Paivio bahwa recall lebih baik untuk kata-kata konkrit daripada kata-kata abstrak karena kata-kata konkrit mendorong pembayangan (imagery). Contoh kata apel (konkrit) dengan kebenaran (abstrak). Dan Paivio juga mendukung dual coding hypothesis sebagai hasil pembelajaran mengenai imajinasi yaitu informasi yang didapat seseorang disimpan secara verbal dan visual image.
Selain itu juga, imajinasi dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Sebab kemudahan membentuk atau membayangkan kembali objek-objek atau peristiwa konkrit merupakan kemampuan intelektual yang sering dibutuhkan orang ketika ingin menghasilkan ide baru.
Keterkaitan Imajinasi dengan Bahasa
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa imajinasi yang dilakukan anak merupakan gambaran dalam pikiran mereka berdasarkan informasi yang sudah didapatkan sebelumnya melalui indera mereka, salah satunya indera pendengarannya. Proses mendengarkan merupakan salah satu bentuk dari kemampuan bahasa. Semakin baik kemampuan mendengarnya maka akan semakin banyak pula kosa kata, gambaran dan pengetahuan yang dimiliki anak.
Kegiatan mendengar atau menyimak yang dilakukan anak seringkali bersifat natural atau tanpa pengkondisian tertentu. Saat anak bermain, mereka banyak mendengar kosa kata yang muncul baik dari teman sebaya ataupun dari guru. Maka kosa kata maupun konsep yang diperolehnya tersebut menjadi salah satu sumber dalam berimajinasi. Sebagai contoh, anak mendengar kata ”Robot yang bertempur” dari temannya. Mungkin sesaat setelah itu, anak akan berimajinasi tentang robot yang bertempur dengan lawannya atau sesosok monster yang mengganggu warga atau masyarakat.
Hal yang menarik adalah bahwa imajinasi yang dilakukan anak juga dapat mengembangkan kemampuan bicaranya sebagai bentuk bahasa ekspresif. Mereka dapat menceritakan kepada teman, guru, ataupun orangtuanya tentang imajinasi yang ada dalam benaknya. Dikatakan oleh Piaget, bahwa ada tahapan bermain ”Symbolic” atau ”Make Believe Play” untuk anak usia 2-4 tahun. Di mana mereka mencoba menggunakan benda-benda di sekitar mereka untuk memenuhi kebutuhan imajinasinya, seperti contoh anak menggunakan remote TV yang kemudian ia bayangkan sebagai telepon atau hand phone. Saat mereka berimajinasi seperti ini, anak menunjukkan keasikannya seolah-olah berkomunikasi dengan orang lain melalui pesawat telepon. Hal ini juga menunjukkan bahwa imajinasi dapat mengembangkan kemampuan bicara atau bentuk bahasa ekspresif anak.
Lebih dari itu, melalui imajinasi juga memotivasi beberapa anak untuk menuangkannya ke dalam bentuk gambar. Di dalam gambar anak seringkali ada beberapa tulisan kata yang dimaksudkan untuk menceritakan imajinasinya. Sebagai contoh seorang anak yang berimajinasi tentang aktivitasnya ingin menuju ke luar angkasa, lalu ia tuangkan dengan gambar-gambar yang menceritakan gambaran mental atau imajinasinya. Dalam tahapan perkembangan menulis, ada tahapan yang disebut dengan tahapan mencoret atau Scribble Stage juga tahapan Random Letter Stage, di mana ketika anak belajar menulis seringkali ada gambar-gambar yang mereka sisipkan di dalamnya. Dengan demikian, imajinasi juga dapat mengembangkan kemampuan keaksaraan seperti halnya menulis.
Penting bagi guru untuk memberi kesempatan yang luas bagi anak untuk banyak berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, anak akan memperoleh banyak informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk diimajinasikannya. Setelah itu, guru juga perlu memfasilitasikan banyak cara bagi anak untuk menuangkan imajinasinya baik dengan secara verbal maupun melalui gambar dan tulisan sederhana. Serta yang tidak kalah pentingnya adalah memberikan respon yang positif kepada mereka dengan segala sesuatu yang sudah mereka lakukan atau ciptakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar