Mengenai Saya

Foto saya
Saya salah seorang yang cukup concern thdp pendidikan, terutama pendidikan utk anak usia dini. Pendidikan S1 dan S2 PAUD UNJ saya telah banyak membantu dalam pengembangan dan pendalaman kajian AUD.

Senin, 10 Januari 2011

Kompetensi Guru PAUD

A. Pengertian Kompetensi
Ada beberapa pengertian tentang kompetensi yang dimiliki oleh seseorang. Kompetensi dapat diartikan semua karakter yang bisa meramalkan keberhasilan seseorang. Ada juga yang mengartikan bahwa kompetensi adalah kemampuan yang berkesesuaian dengan bidang kerja, di dalamnya bisa termuat pengetahuan, keterampilan, sifat, sikap/attitude, dan sebagainya.
Dalam UU nomor 14 tahun 2005, disebutkan pada pasal 1 ayat 10 tentang kompetensi seorang guru yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Jika seorang guru ingin mencapai sebuah keberhasilan, maka ada beberapa kemampuan yang sepatutnya dimiliki oleh setiap guru yang sudah tentu berkesesuaian dengan bidang kerjanya. Berikut akan dijelaskan tentang kualifikasi akademik dan beberapa kompetensi utama tersebut.

B. Jenis-jenis Kompetensi Guru
1. Penguasaan Kompetensi Personal/Kepribadian

Kompetensi yang berkaitan dengan terbangunnya konsep diri positif pada diri seorang guru sehingga bisa menjadi model ataupun contoh yang baik bagi anak didiknya. Seperti sifat terpuji, cara berbicara, berpakaian, dan sebagainya. Dapat pula kita sebutkan sebagai pengembangan attitude.
Banyak ahli yang sependapat bahwa attitude sering kali lebih berperan dalam pencapaian kesuksesan seseorang di bidangnya. Karena kecerdasan, kemampuan, wawasan, keterampilan atau keahlian seseorang tidak menjadi berarti apabila individu tersebut tidak memiliki sikap/attitude yang baik.
Selain pengembangan sikap terpuji dan yang patut ditauladani, seorang guru juga perlu untuk memiliki konsep diri yang positif. Mengetahui kekuatan/keunggulan serta kekurangan pada dirinya. Penilaian secara objektif terhadap diri sendiri akan memberikan dampak positif bagi pengembangan konsep diri seseorang.
Mengenali keunggulan dalam diri kita secara jujur dan objektif bukan berarti harus dikatakan ‘menyombongkan’ diri, tetapi sebaiknya bisa berdampak pada peningkatan rasa syukur kita atas karunia Tuhan yang diberikan kepada kita. Demikian sebaliknya, bila kita memahami segala kekurangan pada diri sendiri, bukan berarti menjadi individu yang rendah diri melainkan berbuat banyak hal sehingga bisa meminimalisir segala kekurangan.
Terkait dengan hal tersebut, berikut akan digambarkan cara seseorang dalam mengenali diri berdasarkan teori Jo dan Hari dalam “Johari Window”:

Keterangan:
Garis horizontal merupakan garis yang menunjukkan cara seseorang (kita) mengenali dirinya
Ke arah kanan dimaknai bahwa seseorang mengenali dirinya secara positif, sedangkan ke kiri menunjukkan bahwa orang tersebut tidak dapat mengenali dirinya sendiri
Garis vertikal merupakan garis yang menunjukkan cara orang lain mengenal diri kita
Ke arah atas dapat berarti bahwa orang lain mengenal diri kita secara positif, sedangkan ke arah bawah menunjukkan bahwa orang lain tidak mengenal diri kita dengan baik
Cara kita ataupun orang lain mengenal diri kita dapat berlangsung dalam berbagai hal, seperti kondisi fisik, sifat, sikap, kebiasaan, karakter, potensi, kemampuan akademis atau lainnya.
Kuadran I disebut juga sebagai “Cermin” di mana diri kita maupun orang lain mampu mengenali diri kita secara positif.
Kuadran II disebut juga sebagai “Tabir” di mana kita mengenali diri kita secara positif namun orang lain tidak mengetahuinya.
Kuadran III disebut juga sebagai “Shadow” yaitu suatu keadaan di mana kita sangat tidak mengenali diri kita namun justru orang lain dapat mengetahuinya.
Kuadran IV merupakan kuadran “Hidden” karena baik kita maupun orang lain tidak dapat mengenali atau mengetahui potensi maupun hal lain dalam diri kita.

Kepercayaan diri (Self Esteem) seseorang dapat terbagi menjadi dua, yaitu Self Esteem yang positif dan juga negatif. Dikatakan positif bila seseorang tahu kelebihan/kekuatan dan sadar atas kekurangannya secara proporsional. Bisa dikatakan negatif jika seseorang merasa rendah diri atas segala kekurangan, ataupun merasa sangat percaya diri atas segala keunggulan yang ada pada dirinya. Namun akan menjadi negatif pula bila seseorang tidak mengenali atau tidak peduli dengan kekurangan ataupun keunggulan dalam dirinya.
Seseorang yang memiliki konsep diri yang baik juga selalu memiliki motivasi yang tinggi, tidak mudah berputus asa dan tidak biasa bergantung ataupun menyalahkan orang lain. Berkaitan dengan profesi Kependidikan, maka guru dapat terus meningkatkan motivasi pada dirinya sehingga bisa berdampak positif pula bagi peserta didik.
Dari beberapa uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa guru sebagai orang tua kedua bagi anak dan sebagai model di sekolah bisa mewujudkan berbagai macam sikap yang patut dicontoh anak didiknya. Menjaga tutur kata agar tetap santun, jujur, selalu menolong, disiplin, bersahaja, taat beribadah, mencontohkan perilaku yang baik dalam kegiatan sehari-hari, memperlihatkan cara duduk, cara makan, cara merapikan kelas, dan masih banyak lagi.

2. Penguasaan Kompetensi Sosial
Ini adalah kemampuan guru dalam menjalin hubungan yang sehat, baik dengan rekan kerja, orangtua murid, maupun relasi yang terkait. Serta kompetensi dalam memberikan service exellent bagi orangtua muridnya. Masih dalam kompetensi sosial, kompetensi ini juga membiasakan agar para guru dapat membangun kerja sama yang efektif, saling bekerja sama, dan ringan tangan bila ada yang membutuhkan.
Sebagai seorang guru penting juga untuk menerapkan hal-hal seperti ini di dalam lingkungan kerja. Selain itu bisa juga dengan melatih kemampuan leadership atau kepemimpinan. Sehingga cara berfikirnya pun tidak lagi individu tetapi untuk kepentingan bersama. Lebih mengutamakan kerja sama (team work) dari pada bekerja secara menyendiri.
Dalam pengembangan kompetensi sosial biasanya erat pula kaitannya dengan ‘team work’. Sebab seorang guru juga bekerja dalam sekumpulan individu yang memiliki perbedaan emosi, sosial, dan berbagai kebutuhan manusia yang satu sama lain saling berinteraksi dan bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama dalam suatu wadah tertentu. Dua dimensi yang harus diperhatikan dalam membangun sebuah team work adalah yang pertama tugas yang harus diemban, dan yang kedua adalah faktor-faktor sosial.
Tentunya kondisi yang diharapkan adalah bernilai positif pada refleksi penyelesaian tugas secara maksimal namun kondisi kerja pun tidak kaku, lebih fleksibel, dan satu dengan yang lain saling menjalin interaksi. Berikut akan digambarkan 4 bentuk Tim Kerja berdasarkan kinerja dan kesolidan anggota:

Keterangan:
Garis vertikal merupakan gambaran tingkat produktivitas kerja. Ke arah atas dimaknai produktivitas yang tinggi, sedangkan ke bawah dapat diartikan produktivitas yang rendah.
Garis horizontal adalah gambaran soliditas antar anggota dalam tim. Arah kanan menunjukkan kerjasama ataupun kedekatan antar anggota tim yang positif, sedangkan arah kiri bermakna bahwa kesolidan tim lemah.
Bentuk tim di kuadran I disebut juga sebagai “Dream Team” karena tingkat kerja sama dan produktivitas kerja terlihat optimal.
Pada kuadran II dikenal dengan istilah “Happines Team” di mana tingkat kedekatan antar anggota tim sangat positif tetapi produktivitas menurun.
Berikutnya adalah kuadran III disebut sebagai “Frozen Team” atau tim yang kaku, dalam kondisi yang individual antar anggota namun menghasilkan produktivitas yang baik.
Sedangkan kuadran IV adalah tim yang terpuruk atau diistilahkan sebagai “Hopeless Team”, karena aspek produktivitas dan kerjasama tim dalam kondisi yang sama buruknya.
Dalam membahas kerja tim atau “Team Work”, maka ada baiknya membahas pula tentang tipe individu yang berada dalam sebuah tim. Dengan mengenal karakter individu di dalam tim maka dapat mempengaruhi kerjasama dan keunggulan dalam tim tersebut. Di bawah ini akan dijelaskan empat karakter dominan dalam sebuah tim berdasarkan refleksi kemampuan akademis dan attitude/sikap:
- Pertama adalah karakter “STAR” atau sebutan untuk mereka yang dapat menunjukkan kinerja dan produktivitas yang tinggi, kompetensi akademik yang unggul namun tetap memiliki sikap atau perilaku yang baik.
Karakteristik:
a. Memiliki ide, konsep, maupun skill yang baik
b. Antusiasme yang tinggi terhadap kesuksesan bersama
c. Senang memberi bantuan kepada orang lain
d. Bekerja dan berpikir dengan ikhlas
e. Jujur dan dapat dipercaya
f. Senang bekerja secara individu maupun dalam tim
g. Berusaha memberikan yang terbaik bagi tim

- Kedua adalah karakter “VIRUS” yaitu gambaran bagi beberapa pegawai/karyawan maupun guru yang memiliki kemampuan akademis yang cukup baik bahkan potensial, namun sayangnya tidak dibarengi dengan sikap yang baik.
Karakteristik:
a. Kemampuan akademis atau pengalaman kerja yang memadai
b. Ingin selalu diakui keberadaan, kemampuan, dan eksistensinya
c. Senang melihat orang lain susah, dan susah melihat orang lain senang
d. Ingin lebih dari orang lain
e. Nyaman bekerja secara individu
f. Senang mempengaruhi orang lain untuk tidak menyukai karyawan yang lain
g. Merusak sistem atau membuat lembaga dan tim semakin terpuruk

- Ketiga untuk karakter “NEW COMER” atau orang baru dalam tim. Sebagai orang baru, biasanya individu ini menunjukkan perilaku yang kooperatif, ramah, dan berusaha masuk dan nyaman dalam tim. Pendatang baru bisa diartikan sebagai tenaga baru yang belum berpengalaman, tapi dapat pula diartikan sebagai pegawai yang baru dipindahkan atau baru terlibat namun sudah berada pada posisi pimpinan atau tenaga ahli. Dalam hal ini pendatang baru yang dimaksud adalah mereka yang belum berpengalaman.


Karakteristik:
a. Biasanya berusia lebih muda di antara yang lain
b. Minim pengalaman dan baru saja lulus kuliah atau sedang magang
c. Pengetahuan terbatas pada segala yang didapat dari perkuliahan
d. Belum banyak memberi kontribusi dalam tim
e. Tidak menunjukkan dominasi dalam bekerja
f. Senang dilibatkan atau diberi tanggung jawab
g. Berusaha membaca situasi dalam tim

- Keempat disebut juga sebagai “DEAD WOOD” yakni karakter karyawan/pegawai atau guru yang tidak memiliki kemampuan secara memadai baik dari segi akademis maupun skill. Diperparah pula dengan perilaku atau sikap yang buruk.
Karakteristik:
a. Umumnya sudah memiliki pengalaman yang panjang
b. Merasa bahwa dia yang paling tahu/mengerti
c. Tidak mau membuka diri pada informasi baru ataupun masukan dari orang lain
d. Menganggap orang lain selalu salah atau tidak berarti
e. Tidak mampu mengemban tugas yang diberikan kepadanya dengan baik, bahkan cenderung tidak bertanggung jawab

3. Penguasaan Kompetensi Profesional
Yaitu kompetensi yang berhubungan dengan optimalisasi guru dalam meningkatkan mutu pendidikan. Melalui proses KBM beserta unsur-unsur yang terkait di dalamnya. UU nomor 14 tahun 2005 menjelaskan secara terperinci terkait dengan prinsip profesionalitas guru yang termaktub di dalam pasal 7 yang berbunyi ‘Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:
memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme
memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia
memiliki kualifiksi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas
memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja
memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat
memiliki jaminan perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dan
memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Dalam mengukur profesionalisme kerja seorang guru bisa juga dilihat dari kemampuannya mengembangkan bidang keilmuannya, bila dirumuskan lebih terperinci maka pemetaan kompetensi professional akan menjadi:
- Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
- Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
- Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
- Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
- Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

4. Penguasaan Kompetensi Pedagogik
Penguasaan ketiga kompetensi di atas akan semakin optimal jika diiringi pula dengan kompetensi pedagogik. Terlebih lagi pada pendidikan anak usia dini di mana guru banyak membutuhkan keterampilan yang aplikatif dalam berinteraksi dengan anak. Ini bukanlah perkara yang mudah, dibutuhkan sebuah komitmen, kesungguhan, pemahaman, latihan serta yang tak kalah pentingnya adalah kepekaan hati dalam melaksanakannya.
Dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar, kompetensi pedagogik sangat memiliki peran yang besar. Hampir dapat dipastikan keberhasilan seorang guru dalam menjalankan proses pembelajaran banyak dipengaruhi oleh kompetensi pedagogik mereka. Jika diuraikan lebih rinci, beberapa hal yang termasuk dalam kompetensi ini adalah sebagai berikut:
- Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
- Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
- Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.
- Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik
- Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
- Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
- Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
- Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
- Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
- Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

1 komentar:

  1. Apakah anda bisa jelaskan mengenai kemampuan akademik dan non akademik seorang guru ?

    BalasHapus