Mengenai Saya

Foto saya
Saya salah seorang yang cukup concern thdp pendidikan, terutama pendidikan utk anak usia dini. Pendidikan S1 dan S2 PAUD UNJ saya telah banyak membantu dalam pengembangan dan pendalaman kajian AUD.

Kamis, 07 April 2011

Media Pembelajaran u/ AUD

A. Pengertian Media Pembelajaran

Istilah media yang merupakan bentuk jamak dari medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Association for Education Communications and Technology atau AECT yang dikutip oleh Sadiman mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran untuk proses transmisi informasi. Pesan yang ingin disampaikan dari pendapat tersebut adalah mengindikasikan bahwa segala sesuatu yang ada di lingkungan manusia dan yang digunakannya sehingga dapat menyampaikan informasi yang diinginkan, dapat dikatakan sebagai media (2008:6).

Pendapat AECT di atas adalah suatu pengertian yang sangat umum. Kata segala memberi makna yang sangat luas atau tidak terbatas pada jenis media tertentu. Oleh sebab itu Sadiman mencoba melihat keterkaitan antara media dengan pendidikan. Ia berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Istilah pembelajaran itu sendiri dapat dimaknai sebagai usaha sadar yang dilakukan dengan suatu perencanaan, terorganisir ataupun terkendali dan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Ada kondisi belajar internal yang timbul dari memori anak sebagai hasil dari belajar sebelumnya dan ada sejumlah kondisi eksternal ditinjau dari diri anak. Kondisi eksternal ini dapat berupa petunjuk verbal, skema pengorganisasian pikiran, praktik, pengulangan unjuk perbuatan dan pemberian contoh baik berupa objek, peristiwa maupun orang/tauladan (2008: 7-8). Dalam usaha mengatur kondisi eksternal ini diperlukan berbagai rangsangan yang dapat diterima oleh indera. Dengan kata lain, peranan media yang mampu menyajikan berbagai macam rangsangan sangat diperlukan untuk terjadinya tindak belajar.

Pendapat di atas sejalan dengan apa yang diutarakan oleh Miarso bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa (2007:458). Artinya bahwa dengan adanya pengkondisian lingkungan yang dalam hal ini adalah penyediaan media yang mendukung dan bertujuan, dapat mengembangkan keterampilan eksploratif, imajinatif, dan kreativitas anak.

B. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran

Pendidikan merupakan suatu proses kegiatan yang dapat diarahkan kepada pembentukan manusia yang diharapkan oleh masyarakat. Secara praktis proses pencapaian tujuan itu melalui suatu proses pembelajaran yang direncanakan oleh guru. Dengan kata lain, guru hendaknya menyediakan suatu lingkungan pembelajaran yang serasi dengan usaha pencapaian tujuan pendidikan. Dari lingkungan inilah, guru dapat mengoptimalkannya dalam menyediakan berbagai media sehingga membantu dalam proses pembelajaran.

Media pembelajaran sebagai suatu media yang menjembatani antara guru dengan siswa dalam pembelajaran. Maka dapat dipahami bahwa tujuan pembelajaran sangat penting bagi media pembelajaran dalam hal: (1) tujuan pembelajaran menentukan arah yang hendak dicapai oleh media pembelajaran, (2) tujuan pembelajaran menentukan alat/media pembelajaran yang akan digunakan, (3) tujuan pembelajaran menentukan teknik penilaian terhadap penggunaan media pembelajaran (Hamalik, 1994:25).

Oleh sebab itu tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara jelas, terarah, sistematis, dan terperinci. Dengan demikian dapat diharapkan manfaat yang maksimal dari tujuan itu terhadap tujuan media pembelajaran yang hendak dicapai, atau dengan kata lain ada keterkaitan yang erat antara keduanya.

Miarso memberikan pemahaman tentang tujuan pengembangan media sebagai suatu usaha dalam memberikan motivasi ataupun dorongan belajar pada diri peserta didik secara sadar atau tak sadar sehingga dapat mempengaruhi proses belajar (Miarso:459). Media banyak memberikan dampak positif bagi anak, baik yang berkaitan dengan proses pembelajaran ataupun yang berkenaan dengan proses berkembangnya otoaktivitas anak. Hal ini juga tentunya akan memberikan kemudahan bagi guru untuk membawa anak lebih menikmati pengembangan materi yang diberikan atau kegiatan belajar yang sedang dilakukan.

C. Jenis-jenis Media Pembelajaran untuk Anak Usia Dini

Media yang bervariasi sangat mempengaruhi kreativitas dan kecepatan pemahaman anak terhadap konsep pembelajaran. Guru dapat menyeleksi media-media yang mudah didapatkan, aman, dan dapat digunakan dengan berbagai cara yang berbeda. Penyediaan media tidak selamanya harus dengan harga yang mahal, cukup dengan model yang sederhana dan biasa ditemukan oleh anak dalam kesehariannya.

Ada beberapa kategori dalam mengklasifikasikan jenis-jenis media pembelajaran untuk anak usia dini yang bisa dikembangkan sesuai dengan tahapan pemahaman anak. Seperti diungkapkan oleh Lorton dalam SetioWargo, kategori media pembelajaran yang dapat digunakan pada anak usia dini terdiri dari tiga tahapan, pertama media manipulatif (media kongkrit), berikutnya media pictorial (semi kongkrit), dan terakhir adalah media symbolic (simbol-simbol).

1. Media manipulatif

adalah segala benda yang dapat dilihat, disentuh, didengar, dirasakan, dan dimanipulasikan. Hal ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang bisa dan biasa ditemukan anak dalam kesehariannya dapat dijadikan media pembelajaran yang lebih kontekstual. Seperti contoh penggunaan kancing, gelas plastik, bola kecil, kaleng, kardus, karet gelang, tutup botol, dan masih banyak lagi.

2. Berikutnya adalah media pictorial.

Dapat diartikan bahwa media-media ini adalah ilustrasi dari media yang sebenarnya, biasanya diimplementasikan dalam bentuk gambar-gambar. Alasan yang mendasari penyediaan media-media ini adalah perkembangan pemahaman anak yang mulai memasuki masa transisi dari praoperasional menuju operasional kongkrit.

3. Media Symbolic

Tahapan penggunaan media yang terakhir adalah dengan media symbolic. Ini diberikan pada anak yang sudah memiliki tingkat pemahaman yang cukup matang. Media-media ini sudah tidak lagi menggunakan benda-benda ataupun gambar, melainkan dengan rumus-rumus, grafik, ataupun lambang operasional.

Ketiga kategori ini didasarkan pada pemahaman akan keunikan tiap-tiap anak, kebutuhan dan kecepatan anak yang sangat bervariasi dalam menerima pembelajaran. Namun yang terpenting adalah kejelian guru dalam mengikuti prosedur kelayakan sebuah media untuk diberikan kepada anak, yaitu dengan memperhatikan beberapa syarat berikut: (a) Media didisain sesuai dengan perkembangan anak, (b) mudah terjangkau dan ekonomis, atau yang biasa ditemui anak sehari-hari, (c) dapat memberi kesenangan dan aman bagi anak, (d) praktis dan multiguna, satu media dapat digunakan dalam beberapa pengembangan kemampuan, (e) sederhana namun dapat memberikan makna pada anak (Charlesworth:26).

Dari teori tersebut di atas, jelas terlihat bahwa dalam melaksanakan pembelajaran di TK, guru perlu menyediakan media-media yang manipulatif. Media tersebut sepatutnya disesuaikan dengan tingkat kesiapan atau kematangan anak pada rentang usianya, dapat dimanipulasikan dan bervariasi sehingga menyenangkan dan memberi kepuasan bagi anak. Menyediakan media juga tidak harus dengan biaya yang mahal, guru-guru maupun orangtua dapat memperolehnya dari benda-benda di sekitar lingkungan anak. Meskipun demikian, media harus tetap diperhatikan hiegenitasnya, sehingga tidak membawa penyakit pada anak serta tidak berbahaya bagi mereka. Bukan benda yang tajam, tidak mengandung unsur api, serta tidak beracun. Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam meyediakan media-media tersebut adalah bukan hanya tampilan yang menarik yang diutamakan, melainkan kebermaknaan yang dapat diperoleh anak terutama dalam hal peningkatan kemampuan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar